Langsung ke konten utama

Sepeda United Buatan dalam negeri

Kalau anda salah seorang penggemar sepeda, tentunya sudah tidak asing dengan merk Sepeda United. Sebuah produk sepeda lokal yang sudah cukup populer, terutama bagi para pendekar otot kaki di tanah air tercinta ini. Sepeda United atau juga dikenal sebagai United Bike adalah  sebuah produk yang memiliki kualitas yang handal dengan harga yang cukup kompetitif.

Seputar Sejarah United Bike

United Bike diproduksi oleh PT Terang Dunia Internusa. Sebuah perusahaan yang sudah berpengalaman kurang lebih selama 50 tahun dalam bidang persepedaan. Dengan latar belakang bisnis dibidang sparepart sepeda, maka pada tahun 1991 mulai mendesain dan memproduksi sendiri.
PT Terang Dunia Internusa mulai mendirikan pabrik pertamanya pada tahun 1992. Lokasi pabrik pertama ini terletak di kawasan kampung Momonot, Desa Telajung Udik, Gunung Putri. Pabrik ini mampu memproduksi sepeda sebanyak kurang lebih 300.000 unit per tahun.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata permintaan pasar terhadap Sepeda United meningkat pesat. Untuk merespon permintaan yang cukup besar, PT Terang Dunia Internusa membuka pabriknya yang kedua. Lokasi pabrik itu sendiri di kawasan Bratha Mulya Citeurep, tidak jauh dari sirkuit Internasional Sentul.
Peresmian Pabrik ke-2 PT. Terang Dunia Internusa pada 1 Oktober 2010 langsung dilakukan oleh wakil menteri Perindustrian, Prof. Dr. Alex S. W. Retraubun. M. Sc. yang didampingi wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dan Walikota Jakarta Selatan H. Syahrul Effendi, SH, MM.

United Bike Sepeda Produk Lokal Dengan Kualitas Global

Dengan menempati luas tanah kurang lebih 4,2 ha diharapkan kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi 1.000.000 unit per tahun. Dengan luas bangunan sekitar 3,3 ha pabrik ini dilengkapi dengan peralatan yang mengadopsi teknologi terkini disetiap lini produksinya.
Hal ini tentunya sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab PT Terang Dunia Internusa sebagai produsen Sepeda United untuk memberikan perhatian yang cukup besar terhadap kualitas produknya . Untuk itu, kualitas menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Dalam hal  kualitas, produk sepeda ini di buat dengan konsep : ” kesempurnaan detail untuk kepuasan optimal bersepeda.” Bagi pihak United bukan hanya merupakan sebuah slogan saja tetapi harus benar-benar bisa dirasakan langsung oleh konsumen.
Untuk mewujudkan konsep tersebut, pihak produsen memberikan perhatian dan pengawasan mutu yang ketat sejak sepeda ini dirancang. Proses rancang bangun dilakukan dengan CAD (Computer Aided Design) yang melibatkan team artistik dan team teknik yang dibantu oleh ahli CAD.
Pengawasan mutu yang ekstra ketat dilakukan sejak pemilahan komponen yang akan dipakai. Sehingga total ada 45 kali Quality Control untuk menghasilkan United Bike ini. Proses pembuatan sepeda dilakukan dengan ICOPS atau Intergrated Conveyer Production System yaitu suatu sistem produksi dan pengawasan mutu yang terpadu.
Disamping itu untuk mendukung tercapainya standar kualitas yang diinginkan,  penggunaan teknologi modern dan terkini mutlak diperlukan. Inilah yang di adopsi oleh PT Terang Dunia Internusa dalam menjalankan produksinya.
Misalnya dalam produksi rangka sepeda :
  • Rangka sepeda yang digunakan merupakan pipa dengan mutu terbaik yang memenuhi standard mutu Jepang.
  • Dalam sistem pengelasannya menggunakan sistem TIG Welding berbahan Argon, sehingga semua titik sambungan rangka sepeda dijamin kekuatan dan kerapihannya.
  • Ada 4 tahap perlakuan khusus pada rangka sepeda yaitu Degreasing, Rust Removing, Neutralizing dan Phosphating system yang bertujuan agar rangka sepeda terbebas dari karat dan tahan lama.
  • Selain itu untuk bagian proses pengecatannya ada 5 tahap  yaitu : Plating, BC White, Surfacer White, Color Painting dan Clear Coating, yang dilakukan dalam oven pengecatan canggih.
Dengan kondisi diatas maka tidak heran bila PT Terang Dunia Internusa sebagai produsen United Bike mampu memenuhi standar kualitas internasional. Hal ini ditandai dengan diterimanya produk United di kancah pasar Eropa. Bahkan ekspor ke Eropa sudah dilakukan sejak tahun 1993, dengan negara tujuan Denmark, Spanyol, Italia dan Portugal. Selain negara Eropa, United Bike juga sudah mulai merambah benua Amerika tepatnya negara Kanada. Meskipun belum dalam jumlah besar, tetapi pihak produsen yakin bahwa diwaktu yang akan datang akan semakin berkembang.
Sebagian besar produk dari United Bike, sejumlah 85% dikirim dalam bentuk komponen terurai atau CKD dan bukan dalam kondisi utuh. Nantinya akan dirakit dimasing-masing negara tujuan ekspor. Disamping itu brand yang digunakan tidak semuanya menggunakan United Bike tetapi sebagian masih menggunakan merk lain dinegara Eropa. Disamping belum terkenal, hal ini disesuaikan dengan permintaan masing-masing importir. Sejauh ini United Bike berhasil mengekspor sepeda kurang lebih 10% atau sekitar 100.000 unit dari kapasitas 1 juta unit per tahun.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Sepeda termahal Polygon 2019

Polygon sudah diakui tidak hany di Indonesia, tetapi di luar begeri. Produk sepeda yang dikeluarkan Polygon memang benar-benar berkualitas. Sudah dipakai oleh pembalap kelas atas, dan menjuarai banyak kejuaraan kelas dunia. Harga sepeda Polygon memang sebanding dengan kualitasnya. Mungkin ada yang merasa harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan produk sepeda lokal lannya, tetapi kami rasa ada sedikit  yang lebih baik dari Polygon, ntah itu komponen ataupun servicenya. Tahun 2019 ini, Polygon maih terus mengeluarkan update untuk model sepedanya, baik yang facelift model lama ataupun model yang baru. Model yang termahal tetap dari kategori sepeda gunung dan sepeda balap, dan memang semua sepeda ini lebih fokus untuk sepeda yang dipakai untuk kejuaraaan atau balap sepeda. Bukan type sepeda yang dipakai untuk santai atau jalan-jalan keliling kota. Semua komponen dari sepeda termahal Polygon, sudah dirancang untuk kecepatan dan akselerasi sepeda. Sepeda paling mahal Pol...
Posting Komentar
Baca selengkapnya

Koleksi Miniatur Kereta Api

Naik kereta api tut.. tut.. tut.. Siapa hendak turut? Ke Bandung Surabaya… Masih ingat dengan penggalan tembang lawas itu? Lagu yang amat melegenda di kalangan anak-anak ini dianggap ampuh membuat suasana bertambah ceria. Tampaknya, pengaruh lagu itu telah menyeret Ryan Scorpie, 29 tahun, untuk menekuni hobi koleksi miniatur kereta api. Meski ia bukan berasal dari keluarga masinis kereta api, apalagi pejabat negara yang berhubungan dengan kereta api, namun kecintaannya pada dunia ini tumbuh subur. Selalu saja ada rasa ingin tahu untuk memburu nilai tradisi dalam kereta api. Dari situ, histori pengetahuan dan kemampuan manusia dapat diurut satu demi satu. ”Sebetulnya, saya berkenalan (hobi ini) lewat Paman. Dia itu memang hobi berat mengumpulkan mainan kereta api,” tutur lelaki yang akrab disapa Yopie itu. Lewat hobi pamannya itu, Yopie mengaku terkagum-kagum dengan koleksi miniatur kereta api. Sebelumnya, tak terlintas di benak Yopie kalau ada produsen di dunia yang khusus membuat ...
Posting Komentar
Baca selengkapnya

Pesepeda Komuter Harus Tepat Waktu

Karyawan atau pegawai kantoran yang biasa menggunakan bus sebagai sarana transportasi sehari-harinya sepertinya adalah golongan yang sering mengalami keterlambatan tiba di kantornya; setidaknya mepet . Sedangkan pekerja yang mengendarai mobil adalah yang paling tidak bersemangat saat sampai di tempat kerjanya. Kedua pernyataan tersebut adalah hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini. Sangat kontras dengan para pekerja kantoran yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, mereka adalah yang paling tepat waktu, sekaligus paling bersemangat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Universitas McGill di Montreal, Kanada. Penelitian dengan judul “ On time and ready to go ” melibatkan analisis terhadap ketepatan waktu dan rasa bersemangat dari para pesepeda komuter. Para peneliti melihat pola komuting yang dilakukan oleh para staf, mahasiswa dan karyawan lain di Universitas McGill , total sebanyak 5.599 orang pada tahun 2013. Partisipan atau responden di...
Posting Komentar
Baca selengkapnya