Langsung ke konten utama

Postingan

Malas bersepeda? Ini Dia Obatnya!

Hey sobat yang selalu setia “en” manis gak ada ujungnya, kali ini saya hadir lagi ke tengah-tengah kalian buat jadi malaikat penolong, jiah.. Oke, sekarang saya hadir dengan rentetan panjang tips buat para sobat yang sering punya penyakit males, hayooo... semua pada pernah ngerasa males kan? Males itu ada macem-macem, mulai dari males belajar, males kerja, males olahraga , males mandi, males makan, sampe males bernafas *yah,, mati dong?. Ternyata nih ya sobat, males itu musuh beratnya si rajin, *gubrak, udah tau keles.. Kalo males terus aja dipiara, bisa jadi gak akan pernah ada sebuah pencapaian yang berarti di hidup kita, teman. Salah satu cara gimana kita bisa membuat hidup jadi lebih berarti itu dengan memberantas rasa males itu sendiri. Trus gimana cara ngebunuhnya? Tenang, tenang karena obat pembunuh rasa males itu yang bakal saya bahas kali ini. Penasaran? Langsung aja deh cekidot! Olahraga Kalo energi yang ada di dalam tubuh minimal, kadang rasa malas pun terasa. Jad
Postingan terbaru

Tips untuk bike to work

Bike to work ? Berangkat – pulang kampus naik sepeda? Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa mengatasi rasa ragu untuk bersepeda….. Tempat kerja / kampus yang terlalu jauh untuk dicapai dengan sepeda Menurut Martha Roskowksi, salah satu staf PeopleForBikes , di Boulder, Colorado, “Mulailah komuting dari jarak yang dekat dulu, semisal empat hingga enam kilometer.” Bagi pemula, jarak sejauh itu tentu masih bisa dicapai dalam waktu kurang dari 30 menit, dengan kayuhan yang santai (yang tentu saja tak akan membuat terlalu berkeringat). Jika tempat kerja atau kampus yang dituju berjarak lebih jauh, bisa juga untuk menitipkan sepeda di tempat teman (yang tak terlalu jauh dari kantor / kampus) dan menyambung perjalanan dengan kendaraan pribadi (mobil / motor) atau kendaraan umum. Takut untuk bersepeda di jalanan yang ramai Piihlah rute yang tak terlalu dipenuhi kendaraan bermotor. Sepeda adalah alat transportasi yang fleksibel, sehingga bisa melewati jalanan kecil, yan

Pesepeda Komuter Harus Tepat Waktu

Karyawan atau pegawai kantoran yang biasa menggunakan bus sebagai sarana transportasi sehari-harinya sepertinya adalah golongan yang sering mengalami keterlambatan tiba di kantornya; setidaknya mepet . Sedangkan pekerja yang mengendarai mobil adalah yang paling tidak bersemangat saat sampai di tempat kerjanya. Kedua pernyataan tersebut adalah hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini. Sangat kontras dengan para pekerja kantoran yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, mereka adalah yang paling tepat waktu, sekaligus paling bersemangat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Universitas McGill di Montreal, Kanada. Penelitian dengan judul “ On time and ready to go ” melibatkan analisis terhadap ketepatan waktu dan rasa bersemangat dari para pesepeda komuter. Para peneliti melihat pola komuting yang dilakukan oleh para staf, mahasiswa dan karyawan lain di Universitas McGill , total sebanyak 5.599 orang pada tahun 2013. Partisipan atau responden di

Kutub utara dan selatan

Apa bedanya Einstein dengan Picasso? Ada orang bilang kutub utara dan selatan; ekstrim kiri dan kanan. Tetapi saya bilang secara hakiki tidak ada bedanya. Einstein itu seniman ilmu kelas dunia sedangkan Picasso seniman kubis kelas mondial. Jadi sama-sama seniman sama-sama maestro, dus tidak berbeda. Persoalannya orang sering menempatkan Einsntein di kubu sains dan Picasso di kubu seni; dan seolah keduanya berbeda bagai timur dan barat. Pengelompokan ini saya kira terjadi karena tradisi berpikir kita yang dualistik. Padahal apa sih bedanya timur dan barat kecuali arahnya? Cobalah Anda bersepeda terus ke barat, maka akhirnya Anda akan sampai di timur, dan begitu sebaliknya. Bagaimana memahami Einstein sebagai seniman? Kutip saja perkataannya dalam Out of My Later Years, "Tugas sains antara lain adalah untuk menemukan keindahan alam (the beauty of nature). Dan adalah tipikal Einstein, ketika ia mengomentari persamaan-persamaan fisika baik yang dirumuskannya sendiri maupun koleganya,

Berburu Komik di Singapura

Kesempatan mengunjungi Singapura tak dapat dilewatkan begitu saja. Negeri Singa Emas terkenal sebagai surga belanja. Walhasil tiga minggu lalu, ketika dapat tugas dinas ke Singapura sekaligus saya manfaatkan sebagai waktu yang tepat berburu komik. Hehmmm… asyik kan. Berburu komik di Singapura? Ya, saya bersyukur akhirnya dapat kesempatan untuk memburu buku-buku bergambar, terutama karya-karya langka berkelas dunia. Bagi saya, Singapura adalah tempat yang cukup nyaman demi menuntaskan keinginan tadi. Maklum, di Jakarta komik-komik yang beredar di beberapa tempat perburuan rasanya kurang beragam untuk koleksi komik asing. Survei yang dilakukan beberapa saat sebelum waktu pergi ternyata menghasilkan kesimpulan tadi. Sebelum pergi, daftar buruan segera dibuat. Usai mengintip situs belanja terkenal: Amazon.com – terutama untuk mengecek harga jual – tak lupa saya membuat nomor ISBN komik yang dicari. Tak apa-apa agak repot sedikit, jika hal itu akan mempermudah perburuan komik. Apalagi waktu

Koleksi Miniatur Kereta Api

Naik kereta api tut.. tut.. tut.. Siapa hendak turut? Ke Bandung Surabaya… Masih ingat dengan penggalan tembang lawas itu? Lagu yang amat melegenda di kalangan anak-anak ini dianggap ampuh membuat suasana bertambah ceria. Tampaknya, pengaruh lagu itu telah menyeret Ryan Scorpie, 29 tahun, untuk menekuni hobi koleksi miniatur kereta api. Meski ia bukan berasal dari keluarga masinis kereta api, apalagi pejabat negara yang berhubungan dengan kereta api, namun kecintaannya pada dunia ini tumbuh subur. Selalu saja ada rasa ingin tahu untuk memburu nilai tradisi dalam kereta api. Dari situ, histori pengetahuan dan kemampuan manusia dapat diurut satu demi satu. ”Sebetulnya, saya berkenalan (hobi ini) lewat Paman. Dia itu memang hobi berat mengumpulkan mainan kereta api,” tutur lelaki yang akrab disapa Yopie itu. Lewat hobi pamannya itu, Yopie mengaku terkagum-kagum dengan koleksi miniatur kereta api. Sebelumnya, tak terlintas di benak Yopie kalau ada produsen di dunia yang khusus membuat

10 Sepeda termahal Polygon 2019

Polygon sudah diakui tidak hany di Indonesia, tetapi di luar begeri. Produk sepeda yang dikeluarkan Polygon memang benar-benar berkualitas. Sudah dipakai oleh pembalap kelas atas, dan menjuarai banyak kejuaraan kelas dunia. Harga sepeda Polygon memang sebanding dengan kualitasnya. Mungkin ada yang merasa harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan produk sepeda lokal lannya, tetapi kami rasa ada sedikit  yang lebih baik dari Polygon, ntah itu komponen ataupun servicenya. Tahun 2019 ini, Polygon maih terus mengeluarkan update untuk model sepedanya, baik yang facelift model lama ataupun model yang baru. Model yang termahal tetap dari kategori sepeda gunung dan sepeda balap, dan memang semua sepeda ini lebih fokus untuk sepeda yang dipakai untuk kejuaraaan atau balap sepeda. Bukan type sepeda yang dipakai untuk santai atau jalan-jalan keliling kota. Semua komponen dari sepeda termahal Polygon, sudah dirancang untuk kecepatan dan akselerasi sepeda. Sepeda paling mahal Polygon