Kesempatan mengunjungi Singapura tak dapat dilewatkan begitu saja. Negeri Singa Emas terkenal sebagai surga belanja. Walhasil tiga minggu lalu, ketika dapat tugas dinas ke Singapura sekaligus saya manfaatkan sebagai waktu yang tepat berburu komik. Hehmmm… asyik kan.
Berburu komik di Singapura? Ya, saya bersyukur akhirnya dapat kesempatan untuk memburu buku-buku bergambar, terutama karya-karya langka berkelas dunia. Bagi saya, Singapura adalah tempat yang cukup nyaman demi menuntaskan keinginan tadi. Maklum, di Jakarta komik-komik yang beredar di beberapa tempat perburuan rasanya kurang beragam untuk koleksi komik asing. Survei yang dilakukan beberapa saat sebelum waktu pergi ternyata menghasilkan kesimpulan tadi.
Sebelum pergi, daftar buruan segera dibuat. Usai mengintip situs belanja terkenal: Amazon.com – terutama untuk mengecek harga jual – tak lupa saya membuat nomor ISBN komik yang dicari. Tak apa-apa agak repot sedikit, jika hal itu akan mempermudah perburuan komik. Apalagi waktu saya untuk belanja agak terbatas: sore hingga malam hari, sepulang tugas rutin.
Singapura memang memanjakan pencinta komik. Saya merasa cukup beruntung dengan mengunjungi salah satu toko buku besar nan ngetop yang baru saja memperluas cabangnya di Plaza Senayan, Jakarta. Koleksinya cukup lengkap dan bakal memudahkan tujuan sampingan ini. Rasa beruntung makin membuncah begitu tertera program potong harga sebesar 20% untuk semua barang. Salah seorang rekan berbisik,”Anda beruntung, hari ini adalah hari terakhir program diskon.” Wow!
Tanpa buang waktu, saya langsung mencari komik buruan. Hasilnya, Fax from Sarajevo (Joe Kubert), Safe Area Gorazde (Joe Sacco), League of Extraordinary Gentlemen vol. 1 (Alan Moore), The Adventures of Tintin at Sea (Michael Farr) dan beberapa buku non-komik lainnya.
Lega rasanya bisa dapat judul-judul langka tadi. Selain harga murah – meski tak ada diskon sekalipun, saya merasa senang karena amat sulit mendapat komik-komik tersebut bila berburu di Jakarta. Kebiasaan di negara kita, buku impor selalu dikenai harga yang berlipat-lipat.
Sekadar info, komik Fax from Sarajevo dan Safe Area Gorazde bukanlah komik superhero atau humor. Keduanya adalah komik dengan tema kemanusiaan dan sama-sama menceritakan Perang Bosnia. Keduanya berkisah tentang kondisi yang dialami masyarakat Bosnia selama perang tersebut. Fax from Sarajevo dan Safe Area Gorazde mampu menuturkan kisah kemanusiaan dengan sangat baik dan sangat menyentuh hati.
Akhir-akhir ini memang saya sedang tertarik dengan tema ini seperti komik Persepolis (Marjane Satrapi; Revolusi Iran) dan Palestine (Joe Sacco; perang Palestina-Israel). Di toko buku yang sama pula saya menemukan beberapa merchandise Tintin (tokoh komik asal Belgia). Hanya saja saya harus menahan hasrat, maklum harganya yang luar biasa di luar jangkauan. Alhasil saya membeli beberapa buah roket mini sebagai kenang-kenangan.
Di toko buku besar ini juga saya sempat tersinggung saat menanyakan beberapa judul komik buruan. Salah satunya adalah Playboy The 50 Years: The Cartoons, yang merupakan buku kompilasi komik/ karikatur/ilustrasi terbaik sepanjang 50 tahun berdirinya majalah Playboy.
Jika selama ini masyarakat lebih mengenal majalah Playboy sebagai majalah pornografi, kompilasi komik yang termuat di buku itu lebih banyak unsur komedi/ humor daripada pornografi. Persepsi itulah yang membuat sang petugas menjawab pertanyaan dengan,”We don’t sell this kind of book”.
Sempat saya terusik dengan komentarnya dan ingin menunjukkan bahwa tempatnya bekerja juga menjual komik-komik Jepang yang sarat dengan unsur seks dan kekerasan yang eksplisit. Tapi saya urungkan niat dan melenggang pergi. Pada malam-malam berikutnya saya mengunjungi beberapa toko buku lainnya dan berhasil mendapatkan beberapa komik. Mulai dari X-Men, Green Arrow/ Green Lantern, dan masih banyak lagi, termasuk buku yang tidak terduga Playboy The 50 Years: The Cartoons! Wah betapa senangnya mendapatkan buku ini.
Sebenarnya buku ini mudah didapat melalui internet. Tapi saya khawatir tangan-tangan jahil akan menghambat terkirimnya buku “langka” itu ke tangan saya. Dan, Playboy The 50 Years: The Cartoons bisa dapatkan sebenarnya atas bantuan seorang sahabat yang tinggal di Singapura.
Beberapa lalu rekan saya itu memesankan buku tersebut kepada salah satu toko buku. Ternyata buku itu tiba bersamaan dengan saat saya sedang bertugas di sana. Saya sangat berterima kasih kepada sahabat saya itu. Hingga hari ini saya masih membaca buku-buku yang saya peroleh, karena memang butuh waktu banyak untuk menikmatinya. Sayang, saya harus kembali ke Jakarta bertepatan dengan dimulainya program Singapore Great Sale. Bukannya tidak mungkin saya akan menghabiskan uang lebih banyak lagi untuk memburu komik-komik ke tempat-tempat lainnya.
Berburu komik di Singapura? Ya, saya bersyukur akhirnya dapat kesempatan untuk memburu buku-buku bergambar, terutama karya-karya langka berkelas dunia. Bagi saya, Singapura adalah tempat yang cukup nyaman demi menuntaskan keinginan tadi. Maklum, di Jakarta komik-komik yang beredar di beberapa tempat perburuan rasanya kurang beragam untuk koleksi komik asing. Survei yang dilakukan beberapa saat sebelum waktu pergi ternyata menghasilkan kesimpulan tadi.
Sebelum pergi, daftar buruan segera dibuat. Usai mengintip situs belanja terkenal: Amazon.com – terutama untuk mengecek harga jual – tak lupa saya membuat nomor ISBN komik yang dicari. Tak apa-apa agak repot sedikit, jika hal itu akan mempermudah perburuan komik. Apalagi waktu saya untuk belanja agak terbatas: sore hingga malam hari, sepulang tugas rutin.
Singapura memang memanjakan pencinta komik. Saya merasa cukup beruntung dengan mengunjungi salah satu toko buku besar nan ngetop yang baru saja memperluas cabangnya di Plaza Senayan, Jakarta. Koleksinya cukup lengkap dan bakal memudahkan tujuan sampingan ini. Rasa beruntung makin membuncah begitu tertera program potong harga sebesar 20% untuk semua barang. Salah seorang rekan berbisik,”Anda beruntung, hari ini adalah hari terakhir program diskon.” Wow!
Tanpa buang waktu, saya langsung mencari komik buruan. Hasilnya, Fax from Sarajevo (Joe Kubert), Safe Area Gorazde (Joe Sacco), League of Extraordinary Gentlemen vol. 1 (Alan Moore), The Adventures of Tintin at Sea (Michael Farr) dan beberapa buku non-komik lainnya.
Lega rasanya bisa dapat judul-judul langka tadi. Selain harga murah – meski tak ada diskon sekalipun, saya merasa senang karena amat sulit mendapat komik-komik tersebut bila berburu di Jakarta. Kebiasaan di negara kita, buku impor selalu dikenai harga yang berlipat-lipat.
Sekadar info, komik Fax from Sarajevo dan Safe Area Gorazde bukanlah komik superhero atau humor. Keduanya adalah komik dengan tema kemanusiaan dan sama-sama menceritakan Perang Bosnia. Keduanya berkisah tentang kondisi yang dialami masyarakat Bosnia selama perang tersebut. Fax from Sarajevo dan Safe Area Gorazde mampu menuturkan kisah kemanusiaan dengan sangat baik dan sangat menyentuh hati.
Fax From Sarajevo |
Akhir-akhir ini memang saya sedang tertarik dengan tema ini seperti komik Persepolis (Marjane Satrapi; Revolusi Iran) dan Palestine (Joe Sacco; perang Palestina-Israel). Di toko buku yang sama pula saya menemukan beberapa merchandise Tintin (tokoh komik asal Belgia). Hanya saja saya harus menahan hasrat, maklum harganya yang luar biasa di luar jangkauan. Alhasil saya membeli beberapa buah roket mini sebagai kenang-kenangan.
Di toko buku besar ini juga saya sempat tersinggung saat menanyakan beberapa judul komik buruan. Salah satunya adalah Playboy The 50 Years: The Cartoons, yang merupakan buku kompilasi komik/ karikatur/ilustrasi terbaik sepanjang 50 tahun berdirinya majalah Playboy.
Jika selama ini masyarakat lebih mengenal majalah Playboy sebagai majalah pornografi, kompilasi komik yang termuat di buku itu lebih banyak unsur komedi/ humor daripada pornografi. Persepsi itulah yang membuat sang petugas menjawab pertanyaan dengan,”We don’t sell this kind of book”.
Sempat saya terusik dengan komentarnya dan ingin menunjukkan bahwa tempatnya bekerja juga menjual komik-komik Jepang yang sarat dengan unsur seks dan kekerasan yang eksplisit. Tapi saya urungkan niat dan melenggang pergi. Pada malam-malam berikutnya saya mengunjungi beberapa toko buku lainnya dan berhasil mendapatkan beberapa komik. Mulai dari X-Men, Green Arrow/ Green Lantern, dan masih banyak lagi, termasuk buku yang tidak terduga Playboy The 50 Years: The Cartoons! Wah betapa senangnya mendapatkan buku ini.
Sebenarnya buku ini mudah didapat melalui internet. Tapi saya khawatir tangan-tangan jahil akan menghambat terkirimnya buku “langka” itu ke tangan saya. Dan, Playboy The 50 Years: The Cartoons bisa dapatkan sebenarnya atas bantuan seorang sahabat yang tinggal di Singapura.
Beberapa lalu rekan saya itu memesankan buku tersebut kepada salah satu toko buku. Ternyata buku itu tiba bersamaan dengan saat saya sedang bertugas di sana. Saya sangat berterima kasih kepada sahabat saya itu. Hingga hari ini saya masih membaca buku-buku yang saya peroleh, karena memang butuh waktu banyak untuk menikmatinya. Sayang, saya harus kembali ke Jakarta bertepatan dengan dimulainya program Singapore Great Sale. Bukannya tidak mungkin saya akan menghabiskan uang lebih banyak lagi untuk memburu komik-komik ke tempat-tempat lainnya.
Komentar
Posting Komentar